@SurgaBerita - Tentu sulit menampik godaan hidangan-hidangan lezat selama Paskah, dan bahkan lebih sulit lagi menyingkirkan bobot tambahan dari tubuh saat festive period berakhir dan kostum kelinci harus disimpan lagi untuk tahun depan.
Well, perasaan kita mungkin akan menjadi lebih baik jika melihat para atlet profesional seperti pesepakbola pun mengalami problem dengan berat badan, khususnya bila Anda menyadari bahwa beberapa pemain tertambun di dunia ternyata adalah jagoan di atas lapangan.
Barnes mengaku ia adalah pecandu fast-food, bahkan ketika masih aktif bermain. Ia mengklaim snack cokelat favoritnya adalah Topics, dan sempat mengatakan dalam wawancara pada 2004: "Saya berusaha menjauh dari makanan tersebut. Itu tak baik untuk bentuk tubuh saya." Anda pastinya berandai-andai apakah Mars (merek cokelat) membayarnya dengan batangan cokelat saat Barnes setuju nge-rap untuk mereka dalam sebuah iklan televisi untuk timnas Inggris.
Sempat ditakuti karena kaki kirinya yang amat dahsyat, satu-satunya hal yang ditakuti klub -- klubnya sendiri -- saat ini adalah berat badannya. Bobot pemain 30 tahun ini mulai naik sejak akhir 2000-an di Inter dan meski beragam upaya dilakukan untuk mengatasi pembengkakan ini, Adriano tak pernah dapat kembali ke bentuk tubuh semula. Setelah comeback ke Eropa yang mengecewakan bersama Roma, dan belum lama ini dibuang oleh Corinthians akibat problem kebugaran dan disiplin yang berkelanjutan, tampaknya potensi kepulangan ke klub masa kecilnya, Flamengo, akan menjadi kans terakhir bagi Adriano untuk membangkitkan kembali kariernya.
Berbicara soal kepribadian yang besar, berat Maradona mungkin sudah benar-benar menggelembung saat mendekati akhir karier karena perjuangannya mengatasi ketergantungan obat-obatan dan alkohol, tapi ia memang senantiasa dikenal dengan bentuk tubuh yang pendek dan bantat. Namun itulah yang membuat Maradona begitu hebat, dan proporsi tubuh yang seperti kelinci nan menggemaskan itu membuat kita makin mencintainya. Itu pula yang membuat momen lompatan Maradona mengungguli Peter Shilton di perempat-final Piala Dunia 1986 makin tak terlupakan.
Inilah pria yang mencintai kue-kue Denmark, negara kelahirannya. Molby tak pernah dikenal sebagai pelari atau pengejar andal di lapangan, dan itu bisa dimengerti. Eks gelandang Liverpool ini sempat mengalami masa naik-turun dengan berat badannya selama bermain, tapi setelah tiba di Anfield timbangannya hanya menuju ke satu arah. Harus melihat kata "Candy" (sponsor Liverpool kala itu) pada seragamnya sepanjang hari pasti tak membantu. Aneh banyak pendapat bilang iklan bawah sadar tak berhasil!
Kala Puskas bergabung dengan Real Madrid pada 1958, tak hanya ia sudah berusia 31 tahun, tapi ia juga memiliki perut tambun yang menyembul keluar dari kausnya. Pelatih Madrid waktu itu, Luis Carniglia, bertanya pada presiden Santiago Bernabeu apa yang mesti dilakukan dengan pemain Hungaria yang kelebihan berat badan itu, dan sang bos besar menjawab: "Itu tugas Anda. Anda di sini untuk membuatnya terlihat elok!" Yang terjadi adalah perut Puskas kian membesar, tapi demikian pula dengan catatan golnya.
Para kiper seringkali diarahkan untuk membuat diri mereka "besar" agar dapat mengkover seluruh sudut gawang mereka. Namun tampaknya banyak shot-stopper yang menerima saran ini sedikit terlalu harfiah, dan Southall tentu salah satu di antaranya. Orang Wales ini dianggap sebagai salah satu kiper terbaik pada generasinya dan amat dikenal karena refleksnya, meski tubuhnya berat. Menarik memikirkan secepat apa ia bisa bergerak jika saja ia lebih kurus.
Mendapat julukan "Kugelblitz", yang diambil dari nama tank Jerman di Perang Dunia II, Ailton, tak seperti Adriano, tak pernah membiarkan berat badan menjadi penghalang torehan gol. Ia angkat nama bersama klub Jerman, Werder Bremen, dengan mengoleksi 88 gol dalam 169 gim liga, dan sempat pula bermain untuk Schalke, di mana ia berhasil menjadi pemain asing keempat yang mampu melesakkan lebih dari 100 gol di Bundesliga. Cukup mengejutkan kiprahnya bersama Hamburg kurang begitu sukses.
Terdapat banyak kiper gemuk sepanjang sejarah sepakbola. Ada Southall, William "Fatty" Foulke, Jose Luis Chilavert, Kevin Pressman, Lilcho Arsov, dan Verhoehen. Mantan shot-stopper Ajax yang disebut terakhir ini cukup sensitif tentang isu berat badannya: "Sia-sia berusaha melawan prasangka orang-orang. Orang-orang bersikap seolah saya langsung mampir ke McDonald's usai latihan setiap hari, tapi saya tak pernah pergi ke sana. Saya berlatih tujuh hari per minggu dan selalu mengerahkan yang terbaik." Satu hal yang pasti: semakin besar kiper, semakin kecil gawangnya.
Aksi Maradona di lapangan dapat diibaratkan dengan terbang bagaikan kupu-kupu, dan Puskas menyengat seperti lebah, tapi besar tidak selalu indah. "Razor" Ruddock yang bodinya melebihi kemampuannya ini bukanlah seorang bek tangguh dan permainannya jauh dari kata bagus. Pernah diejek oleh Eric Cantona karena perutnya yang amat tambun, dalam sebuah laga ia sempat pula tertangkap kamera tengah berpegangan pada mistar gawang lawan untuk mengambil napas saat ia berlari maju untuk menyambut sebuah set-piece. Ia dikabarkan didepak oleh Swindon Town ketika tak lagi muat memakai celana pendek tim.
Tak ada yang lebih besar ketimbang Ronaldo. Tak pernah menolak makanan enak dan pesta semalam suntuk, striker Brasil ini mulai membalon di Real Madrid. Tapi problem berat badannya baru benar-benar mengejutkan fans semasa membela Milan, ketika ia mengalami cedera jangka panjang, terutama saat foto-fotonya dengan perut tambun yang menggelayut waktu menikmati liburan di kapal pesiar bocor ke internet. Ronaldo pensiun pada 2011 usai tampil sejenak dalam laga perpisahan, di mana ia tampak terengah-engah pada pertandingan tersebut. Dengan gigi kelincinya, ia mungkin dapat mempertimbangkan karier berikut sebagai kelinci Paskah.
Well, perasaan kita mungkin akan menjadi lebih baik jika melihat para atlet profesional seperti pesepakbola pun mengalami problem dengan berat badan, khususnya bila Anda menyadari bahwa beberapa pemain tertambun di dunia ternyata adalah jagoan di atas lapangan.
10. JOHN BARNES |
Barnes mengaku ia adalah pecandu fast-food, bahkan ketika masih aktif bermain. Ia mengklaim snack cokelat favoritnya adalah Topics, dan sempat mengatakan dalam wawancara pada 2004: "Saya berusaha menjauh dari makanan tersebut. Itu tak baik untuk bentuk tubuh saya." Anda pastinya berandai-andai apakah Mars (merek cokelat) membayarnya dengan batangan cokelat saat Barnes setuju nge-rap untuk mereka dalam sebuah iklan televisi untuk timnas Inggris.
9. ADRIANO |
Sempat ditakuti karena kaki kirinya yang amat dahsyat, satu-satunya hal yang ditakuti klub -- klubnya sendiri -- saat ini adalah berat badannya. Bobot pemain 30 tahun ini mulai naik sejak akhir 2000-an di Inter dan meski beragam upaya dilakukan untuk mengatasi pembengkakan ini, Adriano tak pernah dapat kembali ke bentuk tubuh semula. Setelah comeback ke Eropa yang mengecewakan bersama Roma, dan belum lama ini dibuang oleh Corinthians akibat problem kebugaran dan disiplin yang berkelanjutan, tampaknya potensi kepulangan ke klub masa kecilnya, Flamengo, akan menjadi kans terakhir bagi Adriano untuk membangkitkan kembali kariernya.
8. DIEGO MARADONA |
Berbicara soal kepribadian yang besar, berat Maradona mungkin sudah benar-benar menggelembung saat mendekati akhir karier karena perjuangannya mengatasi ketergantungan obat-obatan dan alkohol, tapi ia memang senantiasa dikenal dengan bentuk tubuh yang pendek dan bantat. Namun itulah yang membuat Maradona begitu hebat, dan proporsi tubuh yang seperti kelinci nan menggemaskan itu membuat kita makin mencintainya. Itu pula yang membuat momen lompatan Maradona mengungguli Peter Shilton di perempat-final Piala Dunia 1986 makin tak terlupakan.
7. JAN MOLBY |
Inilah pria yang mencintai kue-kue Denmark, negara kelahirannya. Molby tak pernah dikenal sebagai pelari atau pengejar andal di lapangan, dan itu bisa dimengerti. Eks gelandang Liverpool ini sempat mengalami masa naik-turun dengan berat badannya selama bermain, tapi setelah tiba di Anfield timbangannya hanya menuju ke satu arah. Harus melihat kata "Candy" (sponsor Liverpool kala itu) pada seragamnya sepanjang hari pasti tak membantu. Aneh banyak pendapat bilang iklan bawah sadar tak berhasil!
6. FERENC PUSKAS |
Kala Puskas bergabung dengan Real Madrid pada 1958, tak hanya ia sudah berusia 31 tahun, tapi ia juga memiliki perut tambun yang menyembul keluar dari kausnya. Pelatih Madrid waktu itu, Luis Carniglia, bertanya pada presiden Santiago Bernabeu apa yang mesti dilakukan dengan pemain Hungaria yang kelebihan berat badan itu, dan sang bos besar menjawab: "Itu tugas Anda. Anda di sini untuk membuatnya terlihat elok!" Yang terjadi adalah perut Puskas kian membesar, tapi demikian pula dengan catatan golnya.
5. NEVILLE SOUTHALL |
Para kiper seringkali diarahkan untuk membuat diri mereka "besar" agar dapat mengkover seluruh sudut gawang mereka. Namun tampaknya banyak shot-stopper yang menerima saran ini sedikit terlalu harfiah, dan Southall tentu salah satu di antaranya. Orang Wales ini dianggap sebagai salah satu kiper terbaik pada generasinya dan amat dikenal karena refleksnya, meski tubuhnya berat. Menarik memikirkan secepat apa ia bisa bergerak jika saja ia lebih kurus.
4. AILTON |
Mendapat julukan "Kugelblitz", yang diambil dari nama tank Jerman di Perang Dunia II, Ailton, tak seperti Adriano, tak pernah membiarkan berat badan menjadi penghalang torehan gol. Ia angkat nama bersama klub Jerman, Werder Bremen, dengan mengoleksi 88 gol dalam 169 gim liga, dan sempat pula bermain untuk Schalke, di mana ia berhasil menjadi pemain asing keempat yang mampu melesakkan lebih dari 100 gol di Bundesliga. Cukup mengejutkan kiprahnya bersama Hamburg kurang begitu sukses.
3. JEROEN VERHOEVEN |
Terdapat banyak kiper gemuk sepanjang sejarah sepakbola. Ada Southall, William "Fatty" Foulke, Jose Luis Chilavert, Kevin Pressman, Lilcho Arsov, dan Verhoehen. Mantan shot-stopper Ajax yang disebut terakhir ini cukup sensitif tentang isu berat badannya: "Sia-sia berusaha melawan prasangka orang-orang. Orang-orang bersikap seolah saya langsung mampir ke McDonald's usai latihan setiap hari, tapi saya tak pernah pergi ke sana. Saya berlatih tujuh hari per minggu dan selalu mengerahkan yang terbaik." Satu hal yang pasti: semakin besar kiper, semakin kecil gawangnya.
2. NEIL RUDDOCK |
Aksi Maradona di lapangan dapat diibaratkan dengan terbang bagaikan kupu-kupu, dan Puskas menyengat seperti lebah, tapi besar tidak selalu indah. "Razor" Ruddock yang bodinya melebihi kemampuannya ini bukanlah seorang bek tangguh dan permainannya jauh dari kata bagus. Pernah diejek oleh Eric Cantona karena perutnya yang amat tambun, dalam sebuah laga ia sempat pula tertangkap kamera tengah berpegangan pada mistar gawang lawan untuk mengambil napas saat ia berlari maju untuk menyambut sebuah set-piece. Ia dikabarkan didepak oleh Swindon Town ketika tak lagi muat memakai celana pendek tim.
1. RONALDO |
Tak ada yang lebih besar ketimbang Ronaldo. Tak pernah menolak makanan enak dan pesta semalam suntuk, striker Brasil ini mulai membalon di Real Madrid. Tapi problem berat badannya baru benar-benar mengejutkan fans semasa membela Milan, ketika ia mengalami cedera jangka panjang, terutama saat foto-fotonya dengan perut tambun yang menggelayut waktu menikmati liburan di kapal pesiar bocor ke internet. Ronaldo pensiun pada 2011 usai tampil sejenak dalam laga perpisahan, di mana ia tampak terengah-engah pada pertandingan tersebut. Dengan gigi kelincinya, ia mungkin dapat mempertimbangkan karier berikut sebagai kelinci Paskah.
sumber & hak cipta : Goal.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar