4 Cara Mengatasi Ketergantungan Internet pada Anak


12DEC
Kebiasaan anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu di depan komputer, mau tak mau akan menyita masa kanak-kanaknya dan waktu bermainnya di dunia nyata. Sebenarnya, kecanduan internet pada anak bisa dikenali melalui beberapa ciri berikut ini.
Anak yang kecanduan internet akan lebih memilih menghabiskan waktunya untuk online daripada bersama teman atau keluarga. Mereka juga seringkali melanggar batasan waktu yang telah ditetapkan untuk penggunaan berinternet dan rela mengorbankan waktu tidur demi bisa berinternet. Pelanggaran ini biasanya akan mereka tutupi dengan berbohong ataupun mencuri-curi waktu.
Kecanduan internet pada anak juga akan terlihat dengan adanya bentuk hubungan baru yang mereka jalin dengan orang yang mereka temui secara online. Anak-anak ini tidak tahan untuk berjauhan dengan komputer. Ketertarikan mereka untuk melakukan aktivitas di dunia nyata yang sebelumnya mereka sukai juga akan hilang. Akhirnya mereka akan menjadi anak yang mudah tertekan, pemarah, dan murung ketika tidak bisa mengakses internet.
Sama halnya dengan ketergantungan obat dan minuman keras, internet menawarkan seseorang tempat pelarian dari perasaan sedih atau situasi yang mengganggu. Anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian atau memiliki kehidupan sosial yang buruk, beresiko lebih besar menyalurkan kebiasaan berinternet yang berlebihan.
Semua itu dilakukan karena mereka merasa ‘sendiri’, terasing, dan sulit mendapatkan teman baru. Walhasil mereka berpaling kepada orang asing yang tidak dikenal melalui ruang chat online untuk mencari perhatian dan pertemanan yang tak mereka temukan di kehidupan nyata. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi dan membantu anak-anak terlepas dari kecanduan internet.
1. Cari tahu masalahnya
Jangan meremehkan masalah yang ada. Adalah penting bagi orangtua untuk menyamakan persepsi sebelum melakukan pendekatan dengan anak dan mendiskusikan masalah bersama-sama. Jangan sampai anak menjadi skeptis terhadap orang tua karena orangtuanya berbeda pandangan.
Lalu siapkan diri menghadapi reaksi emosional dari sang anak. Seorang anak yang kecanduan internet akan merasa terancam saat waktu berinternetnya dibatasi. Sehingga setiap orangtua harus siap dengan letupan emosi yang mungkin akan membuat mereka merasa bersalah. Sebaiknya jangan merespon emosi anak atau apalagi sampai ikut terpancing emosi. Cobalah menyelami perasaan sang anak tetapi tetap fokus pada masalah penggunaan internet anak yang berlebihan.
2. Tunjukkan perhatian & kepedulian
Tunjukkan kalau Anda mencintainya dan peduli pada kebahagiaan mereka. Anak-anak seringkali mengartikan pertanyaan tentang kebiasaan yang mereka lakukan sebagai suatu kritik. Kita harus memastikan bahwa kita tidak menyalahkan mereka. Akan lebih bijak jika mengatakan bahwa kita melihat beberapa perubahan pada kebiasaan mereka seperti: mudah lelah, berkurangnya minat terhadap hobi yang biasanya dilakukan, menarik diri dari lingkungan sosial dan sebagainya. Buatlah kesepakatan jadwal waktu berinternet.
Ingatkan mereka memantau kebiasaan berinternet lebih sulit dibanding memantau mereka saat menonton televisi. Karena itu butuh kerjasama anak dan orangtua. Beri keleluasaan pada anak untuk mengatur sendiri waktu berinternet selama beberapa minggu untuk membangun kepercayaan antara Anda dengan anak.
3. Bekali diri dengan pengetahuan internet & komputer
Anda sebagai orangtua harus meng-update diri dengan pengetahuan internet dan komputer, termasuk cara-caranya. Cek history folder dan internet log, pelajari software monitoring, dan cara menginstal dan mengoperasikan software filtering. Dengan berbekal pengetahuan, setidaknya Anda tahu apa topik yang disukai anak di internet, apa yang dilakukan anak selama online dan situs apa saja yang sering mereka buka.
4. Buat aturan yang masuk akal
Kebanyakan orang tua akan marah ketika melihat anaknya ketergantungan internet. Kalau sudah begini, orangtua biasanya akan menyingkirkan komputer sebagai bentuk hukuman. Sebagian lagi akan memaksa anak untuk berhenti memakai internet. Ketahuilah bahwa cara-cara tersebut tidak akan membuat anak kapok, namun justru menganggap Anda sebagai musuh. Selain itu psikologis anak akan menjadi terganggu seperti mudah marah dan gelisah.
Sebaliknya, bekerjasamalah dengan anak Anda dengan membuat aturan dan batasan yang jelas tentang penggunaan internet. Misalnya, boleh berinternet selama satu jam setiap malam setelah mengerjakan pekerjaan rumah (PR), memberi tambahan waktu berinternet di akhir pekan. Tetap tegas pada aturan yang sudah dibuat dan tempatkan komputer di ruang terbuka sehingga memudahkan Anda mengontrol mereka

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...