Korupsi Masih Jadi Kendala


Image
Thursday, 16 February 2012


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memaparkan sejumlah kebijakan kepada ratusan perwakilan asing di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, kemarin. Dalam acara ini Presiden memaparkan perkembangan pemberantasan korupsi di Indonesia.

JAKARTA– Korupsi masih menjadi kendala Indonesia dalam mewujudkan demokrasi yang matang dan reformasi yang telah diperjuangkan dalam 15 tahun terakhir. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjelaskan, saat ini kampanye antikorupsi yang digalakkan pemerintah merupakan kampanye paling agresif dalam sejarah negara ini.

Gerakan ini pun telah terwujud dengan banyaknya orang dari berbagai golongan yang sudah dihukum karena terbukti melakukan korupsi. ”Tapi kasus korupsi masih terjadi,bottle necking birokrasi masih ada. Masih ada kekurangan, masih banyak PR,” papar Presiden SBY saat memberikan paparan di hadapan ratusan perwakilan asing di Indonesia di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta,kemarin.

Meski mengakui masih banyak kendala dalam pemberantasan korupsi, Presiden menggarisbawahi bahwa selama tujuh tahun terakhir, kampanye dan usaha pemerintah telah menunjukkan hasil yang signifikan. Salah satu buktinya,indeks korupsi Indonesia telah membaik. ”Saya menyadari masih panjang yang harus kami lalui, kami lakukan untuk mencapai tingkatan yang membuat kami lega dan nyaman,”ucapnya.

Pemberantasan korupsi dipandang sebagai dimensi untuk membangun good governance. ”Pencegahan dan penindakan korupsi adalah pencegahan semampu mungkin dengan menaikkan kesejahteraan dan sebagainya tentu ada penindakan demi keadilan,”papar Presiden. Dibandingkan era Orde Baru yang sentralistik, korupsi saat ini juga banyak terjadi di tingkat daerah, dari gubernur hingga bupati. ”Power tends to corrupt. Kasus korupsi di era demokrasi terjadi di banyak tempat, bahkan di parlemen.

Saya yakin,kita harus menyentuh semua,membuat negara ini semakin bersih,”katanya. Mantan Menkopolkam ini menegaskan, masih dibutuhkan banyak waktu untuk pemberantasan korupsi di negara ini. ”Saya selalu mengajak penyelenggara negara terus gigih dan efektivitas mengatasi masalah ini,” ungkap dia. ”Saya yakin kita ingin menyentuh semuanya. Sentuhlah semua power holders,semuanya.

” Presiden mengatakan, untuk mewujudkan tata pemerintahan yang bersih memerlukan upaya yang maksimum. Pemerintah saat ini sudah melakukan dua pendekatan yaitu penghargaan dan hukuman. ”Sistem reward and punishment semakin kami galakkan. Penyelamatan aset dan keuangan negara sebenarnya amat nyata. Kami sadari gaji dan pegawai yang rendah membuat mereka mudah tergoda untuk melakukan penyimpangan dan korupsi.

Oleh karena itu,setiap tahun kesejahteraan mereka ditingkatkan,” tandasnya. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam sambutannya mengatakan, peran Indonesia semakin meningkat dalam kerja sama internasional. Posisi Jakarta saat ini sebagai salah satu ibu kota diplomatik di kawasan Asia Timur juga semakin menguat.

Marty mengharapkan pertemuan Presiden SBY dengan para duta besar negara sahabat dan perwakilan organisasi internasional menjadi sarana komunikasi yang efektif untuk menyampaikan perkembangan Indonesia. ”Saya kira ini kegiatan yang sangat bermanfaat.Anda semua mengikuti keterangan Bapak Presiden yang sangat lugas mengenai perkembangan di Tanah Air.

Selama ini pihak Kedutaan Besar mengikuti perkembangan. Kami juga dari Kementerian Luar Negeri memberikan informasi. Namun,ini atas permintaan Bapak Presiden sendiri. Beliau ingin ada kesempatan untuk memberikan secara langsung,” papar Marty yang ditemui seusai paparan tersebut. Menurut Marty, acara seperti ini rencananya menjadi agenda reguler dan rutin dilakukan setahun sekali.Dari 128 perwakilan asing di Jakarta, 119 di antaranya menghadiri acara tersebut
sumber : SINDO

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...