Peradaban dan Perkembangan Dinasti di Cina

Asia Timur sering disebut dengan istilah Timur Jauh, terjemahan dari bahasa Inggris The Far East. Istilah dalam bahasa Inggris, The Far East itu merupakan imbangan terhadap istilah-istilah The Near East dan The Middle East. Selama berabad-abad Asia Timur berada dalam isolasi relatif, karena berabad-abad sampai pertengahan abad 19, terletak dipinggiran daratan Asia sebelah timur teristimewa jauh dari jangkauan pengaaruh kekuasaan Eropa. Masyarakat-masyarakat di Asia Timur juga berabad-abad berada dalam kestabilan relatif atau kemantapan relatif, karena dijiwai oleh kekuatan-kekuatan spritual yang hampir sama. Pada umumnya kekuatan spiritual yang memenatapkan masyarakat Asia Timur sampai abad ke 20 bersumber dari Kebudayaan Cina. Sampai abad ke 19 pengaruh kebudayaan Cina masih kuat dalam masyarakat Asia Timur. Cina merupakan induk dari peradaban di Asia Timur. Walaupun ada perbedaan besar antara masyarakat di Jepang, Korea dan Cina, tapi jiwa dari kebudayaan daerah-daerah tersebut hampir sama. Korea dan Jepang sangat mewarisi kebudayaan Cina. Jepang menerima warisan kebudayaan dari Cina baik melalui Korea maupun dari Cina langsung.

Cina adalah negara terbesar di Asia timur dan selama berabad-abad selalu menduduki posisi penting dalam sejarah Asia Timur. Sampai akhir abad ke 19, Korea dan Jepang kebudayaannya masih berinduk pada Cina. Cina merupakan sumber peradaban bagi banyak bangsa yang hidup di Asia Timur. Cina juga merupakan negara yang memiliki peradaban tua. Cina memiliki wilayah yang begitu luas serta keadaan alam yang sangat heterogen, sejarah bangsa Cina juga sudah di mulai berabad-abad sebelum masehi. Dataran Cina sangatlah luas dan ada beberapa macam-macam tanah dan daerah. Hal ini akan menyebabkan bermunculan berbagai tanaman, tumbuhan dan binatang. Daerah yang beraneka ragam merupakan salah satu faktor tumbuh dan berkembangya kebudayaan suatu negara. Hal yang istimewa dari Cina walaupun wilayahnya luas dan berbeda namun tetap bisa bersatu.


A. AWAL PERADABAN DI CINA
Cina merupakan salah satu negara di daratan Asia timur memiliki peradaban yang cukup tua. Wilayah Cina merupakan wilayah yang cukup terisolir oleh gurun dan pegunungan-pegunungan yang membentang luas di sekitar wilayah Cina. Masyarakat Cina terdiri dari lima etnis yaitu bangsa Han, Manchu, Mongol, Tark dan Tibet. Dalam perkembanganya wilayah Cina yang terisolir tapi wilayah Cina memiliki keunikan tersendiri yaitu dari segi tulisan yang berbeda, walaupun wilayah Cina begitu luas namun dapat bersatu. Namun karena terisolirnya wilayah Cina menyebabkan mereka tidak mengetahui perkembangan peradaban yang berada di luar wilayahnya. Sehingga bangsa Cina merasa menjadi pusat peradaban karena memiliki peradaban tertinggi di antara wilayah di sekitarnya diantaranya Korea, Jepang dan Indocina. Tapi hal itu disebabkan Cina tidak mengetahui dunia luar yang sudah maju seperti Mesir, Mesopotamia, dan negara-negara Eropa.

peta cina
Gambar : Peta Negara Cina


Dengan kondisi yang terisolir namun Cina memiliki kekayaan alam yang luar biasa, maka mata pencaharian orang-orang tidak jauh-jauh dari kekayaan alamnya, yaitu pertanian. Corak pertanian di Cina ialah mengolah setiap jengkal tanah dengan intensif. Pada saat itu pertanian sawah berkembang lebih dari yang lain, karena jenis pertanian ini lebih cocok di sub tropis yang memiliki banyak air untk mendukung tanaman padi. Sementara itu untuk perternakan dilakukan nomadic, ciri khas mereka adalah menggunakan tenda, sehingga mudah bila ingin berpindah-pindah. Hewan yang diternakan yaitu sapi, domba, kuda dan lain lain. Hewan-hewan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan nomadic seperti susu, daging, keju, mentega, kulit dan wol. Jadi pada masa ini mata pencaharian orang-orang Cina kuno dibagi menjadi tiga yaitu pertanian, peternakan dan campuran antara keduanya.

Tanah yang subur pada umumnya terletak di lembah sungai yang sangat padat penduduknya. Tidak seluruh Cina subur tanahnya, terdapat juga gurun dan padang rumput. Luas tanah yang subur hanya sebagian kecil wilayahnya. Tanah loss di Cina Utara subur asal ada air. Di Honan, Shausi dan Shensi orang sangat hemat dengan tanah sehingga banyak orang membuat rumah di Tanah Loss di kaki bukit, supaya tersedia cukup tanah untuk pertanian. Dalam membuka lahan pertanian, hutan-hutan dibakar tanpa memperhitungkan akibatnya. Dahulu keadaan Tanah Loss berbeda dengan sekarang, sekarang daerah ini gundul dan kering. Hujan di Cina Utara sangat terbatas sehingga musim kemarau dan banjir sering menimbulkan bahaya kelaparan. Sekarang di RRC mengadakan penghijauan di Shansi dan Shensi. Di Sungai Kuning dibangun sebuah bendungan raksasa untuk menaggulangi banjir dan mengairi daerah pertanian. Bendungan raksasa juga dibangun di Sungai Huai untuk maksud yang sama.

Sementara di Cina Selatan lebih banyak turun hujan dan waktu bercocok tanam tidak terlalu dipengaruhi oleh musim. Panen dapat dilakuakan dua kali setahun. Disana juga tidak terjadi pengrusakan hutan, sehingga banyak terdapat bukit-bukit berbatu granit yang tandus dan gundul. Sebagai akibat dari kelebihan penduduk agraris terjadi imigrasi petani. Dari Cina Selatan terjadi emigrasi ke Nan Yang (Asia Tenggara) dan daerah-daerah pasifik. Di Indonesia misalnya banyak terdapat orang Cina yang berasal dari Fukien dan Kwanngtung. Dari daerah ini sejak berabad-abad dahulu para pedagang sering merantau ke Nan Yang. Sejak pertengahan abad ke 19 terjadi emigrasi besar-besaran dari Cina Selatan yang terdiri dari petani, nelayan, buruh perkebunan, pertambangan, dan orang yang berhasil dalam perdagangan dan perindustrian.

Dari Cina Utara terjadi emigrasi petani ke Sinkiang, Mongolia dan Mancuria. Penduduk Mancuria sekarang 90% adalah orang Cina. Orang Manchu sendiri hanya ± 2 % dan orang Mongolia ± 4%, Korea ± 3% dan ada juga keturunan orang Rusia. Di Cina banyak terkandung barang tambang. Batu bara terdapat hampir disetiap propinsi, yang terbanyak di Kansu, Shensi, Honan dan Manchuria. Biji Besi paling banyak terdapat di Manchuria (2/3 dari seluruh persediaan RRC). Disana juga terkandung timah, tungsten (walfarm), antimonium, tembaga dll. Potensi tenaga air juga cukup besar, terutama di sungai Yangtse. Tetapi minyak bumi baru sedikit dihasilkan di Kansu dan Shensi dan persediaan terbesar di Shinkiang.

Cina sekarang memerlukan banyak sekali baja dan besi untuk membangun industri berat. Pusat Industri berat terbesar terdapat di Anshan (Mancuria Selatan), juga sangat terkenal tanur-tanur tinggi di pabri-pabrik baja di Hanyang (Wuhan). Dengan tujuan mencapai kemajuan besar dalam bidang perekonomian dalam bidang industri ditetapkan tahun 1958 sebagai (tahun melompat jauh) atau “Tahun Lompatan Raksasa” Untuk menghasilkan baja didirikan puluhan ribu tanur yang dikerjakan pada musim gugur dan dingin oleh petani, pelajar dan pegawai kantoran. Produksi baja juga dijadikan sasaran pabrik proyek tersebut. Dalam pertanian target ditujukan pada produksi gandum, padi dan kapas.

peta dinasti cina kuno
Gambar : Peta Dinasti Cina Kuno



B. PEREKONOMIAN DINASTI–DINASTI DI CINA
1. Dinasti Shang
Perdaban Shang dan penerusnya merupakan peletak dasar perkembangan peradaban Cina yang agraris dengan sistem pengairan. Kebudayaannya dibangun dari hasil kerja petani. Pada Zaman Shang sudah terdapat banyak kota, yang menjadi pusat kehidupan golongan aristokrat. Di kota-kota sudah terdapat industri kerajinan tangan, yang melayani kebutuhan hidup rumah tangga penguasa (raja dan bangsawan). Untuk keperluan tersebut terjadi perdagangan barang-barang mewah dan pemakaian tenaga budak untuk produksi. Tenaga kerja pertanian dan buruh industri diambil dari budak-budak raja dan bangsawan. Para petani menanam gandum dan pohon kertau untuk memelihara ulat sutera, juga memelihara sapi, babi, biri-biri dan kuda. Kain sutera ditenun untuk pakaian bangsawan, sedangkan rakyat berpakaian dari bahan kasar yng ditenun dari urat tumbuhan. Teknik menenun sudah maju, industri kerajinan juga sudah maju, hasilnya sudah mendekati keramik porselen.

Dengan munculnya dinasti Shang dimulailah zaman sejarah di Cina dengan adanya peninggalan-peninggalan bersejarah. Kesenian perunggu dari zaman Shang telah mencapai puncak yang tinggi, menghasilkan periuk-periuk dan jambangan dari perungu dalam bentuk dan hiasan yang paling bagus. Juga dihasilkan benda-benda seni dari batu giok, marmer tanduk rusa, gading, tulang, benda keramaik dll. Gaya hiasan dari benda-benda itu terkenal dengan sebutan “Langam Binatang”. Periuk-periuk tripod perunggu dan lencana-lencana batu giok dipakai dalam upacara-upacara keagamaan. Periuk-periuk tersebut dijadikan lambang kekuasaan raja-raja Cina kuno. Untuk keperluan sehari-hari dibuat periuk-periuk dari tanah. Hasil barang-barang keramik dari zaman itu sudah mendekati porselen, ada yang putih bening, hanya belum mengkilat seperti poselen. Karena perunggu tidak banyak, dijadikan harta benda berharga dan disimpan sebagai modal. Pemakaian secara umum benda logam untuk keperluan sehari-hari tidak pernah terjadi, untuk itu dipakai barang-barang keramik. Hal ini merupkan pendorong untuk menghasilkan barang-barang keramik yang berkualitas baik, sehingga di Cina dengan cepat ditemukan porselen.

2. Dinasti Chou
Suku bangsa yang menghancurkan dinasti Shang, mendirikan dinasti Chou. Mereka mula-mula hidup sebagai bangsa semi nomad yang lebih mengutamakan peternakan tapi juga sudah mengenal pertanian. Sistem pembagian tanah sumur-tegalan (sistem Ching Tien) di Cina berasal dari zaman Chou.

3. Dinasti Chin
Pada tahun 359 SM, pada masa pemerintahan Hsiao dilakukan perubahan besar dalam organisasi sosial dan politik, yang dilakukan oleh perdana mentri Shan Yang (359-338SM). Sistem pembagian tanah dihapuskan dan diganti dengan pemilikan tanah oleh petani. Pada masa dinasti Chin ini tanah boleh diperjual belikan secara bebas. Peristiwa penting ketiga yang terjadi pada masa Chin adalah pembangunan Tembok Besar Cina yang dimulai pada tahun 220 SM. Pekerjaan ini merupakan penyelesaian dan penyempurnaan dari tembok yang sudah ada sejak tahun 500 SM. Tembok yang sudah ada dijadikan satu, tembok ini memanjang dari Sanhaikuan (pantai pulau Liaotum) sampai ke daerah Ordos, kemudian diperpanjang sampai ke Tunghuang di Khansu.

4. Dinasti Han
Sistem ekonomi yang pernah diterapkan yaitu wu wei jing zi (sistem perekonomian bebas) dan selain itu ada istilah wu wei er zi (sistem perekonomian tidak mencampuri) yang di berlakukan pada awal dinasti Han setelah kejatuhan dinasti Qing akibat pemberontakan petani yang membawa kehancuran dibidang ekonomi.

5. Dinasti Sui dan Tang
Dinasti Sui (589-906M) mempersatukan kembali Cina mempelopori dinasti yang lebih besar, yaitu dinasti Tang (618-906M). Puncak kejayaan jaman Tang dicapai pada masa pemerintahan cucu Kao Tsung, yaitu Ming Huang (712-756M). Pada masa ini Cina mencapai wilayah yang luas, di Barat berbatasan dengan Kerajaan Abasiah, dialami masa keemasan kesenian Cina, terutama puisi.

6. Zaman Lima Dinasti dan Shung
Pada zaman Sung perdagangan melaui Asia Tengah makin mundur, karena Asia Tengah terjadi peperangan antar suku. Di masa ini Cina berorientasi pada perdagangan laut dan terjadi kemajuan dibidang pelayaran. Namun Di jaman Sung terjadi perkembangan pemilikan tanah besar-besaran oleh tuan tanah dari kaum gentry. Hal ini sangat merugikan petani kecil, karena dua hal, yaitu :
1. para pegawai diberikan penghasilan tambahan dari tanah, dan dibebaskan pajaknya dan mereka berusaha memiliki tanah sebanyak-banyaknya.

2. Sistem pajak disederhanakan dan hanya berdasarkan luas tanah, tetapi dalam prakteknya pajak itu dibebankan pada petani kecil. Keuangan negara makin buruk, penggelapan pajak oleh pemilik tanah makin merajalela. Selain itu Sung harus membayar upeti kepada bangsa-bangsa penguasa di perbatasan Utara dan Barat Laut. Jumlah yang harus dibayarkan makin besar. Pada abad ke-11 terjadi krisis ekonomi, untuk mengatasinya diangakat Wang An Shih (1021-1086) seabagai mentri keuangan tahun 1056M. Ia berasal dari keluarga gentry yang miskin di Kiang Shi, ia pembela petani kecil dan pedagang kecil. Ia membuat rencana pembahuaruan politik ekonomi yang terdiri dari 1) merubah ekonomi pengangkutan, 2) mengadakan monopoli perdagangan dan pengangkutan oleh negara, 3) mendirikan bank patani untuk memberi pinjaman kepada petani kecil, 4) mengganti sistem pajak dan menghapuskan pembebasan pajak tanah dan menaiukan gaji pegawai, 5) memperbaharui sisttem ujian dan 6) melakukan milisi rakyat.

7. Zaman Kekuasaan Mongolia
Kekaisaran Mongolia adalah kekaisaran kedua terbesar dalam sejarah dunia, sesudah Imperium Britania, menguasai sekitar 33 juta km² pada puncak kejayaannya, dengan perkiraan penduduk sebanyak di atas 100 juta orang dan menjadi yang paling kuat diantara semua kekaisaran abad pertengahan. Kekaisaran Mongolia didirikan oleh Jenghis Khan pada tahun 1206 M sesudah mempersatukan suku-suku Mongolia yang saat itu sering berselisih diantara sesama dan memulai banyak penaklukan di seluruh benua Eurasia yang dimulai dengan penaklukan dinasti Xia Barat di Republik Rakyat Cina Utara dan Kerajaan Khawarezmi di Persia. Pada puncaknya, Kekaisaran Mongolia menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara ke Eropa tengah. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan pertukaran budaya antara Timur, Barat dan Timur Tengah sekitar abad ke-13 dan 14. Kekaisaran Mongolia dipimpin oleh Khagan (Khan Agung keturunan Jenghis Khan) secara turun-temurun. Sesudah kematian Jenghis Khan, Kekaisaran Mongolia pada dasarnya terbagi menjadi empat bagian yaitu; Dinasti Yuan (Tiongkok), Ilkhanate (Persia), Chagatai Khanate (Asia Tengah), dan Golden Horde (Rusia). Semua wilayah pembagian itu dipimpin oleh keturunan Jenghis Khan. Dinastinya merupakan dinasti pertama yang memerintah seluruh Cina dari Beijing sebagai ibu kotanya.

Bangsa mongol menyadari pentingnya pendapatan lewat pajak dan perdagangan ketimbang kegiatan perampokan yang dilakukan oleh leluhur mereka. Mereka menerapkan sistem pajak yang telah diterapkan semasa dinasti tang,dimana rakyat harus membayar pajak dalam bentuk gandum, tekstil atau barang lainnya, serta kerja wajib bagi negara. Inilah sebabnya mengapa sistem ini disebut dengan zuyongdiao. Para petani diharuskan untuk membayar pajak dua kali dalam setahun yang disebut dengan sistem Liangs-huifa. Untuk memperlancar transportasi dan perdagangan, dibangunlah suatu terusan antara lembah sungai Yangzi dengan Khanbaligh. Hubungan perdagangan lewat laut juga masih memberikan kontribusi besar, dimana hal ini dimungkinkan oleh kemajuan teknologi pembuatan kapal semasa Dinasti Sang.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...