REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Tingkat resiko paling tinggi yang menyebabkan para geriatric (lansia) jatuh adalah gangguan gaya berjalan. “Skornya sampai 4. Itu berarti tinggi,” ujar pakar Geriatri dari FKUI/RSCM, dr. Hj.Nina Kemala Sari, SpPd K-G, FINASIM.
Gangguan gaya berjalan ini adalah gaya berjalan yang diseret, menghentak, ataupun berayun. Dengan penilaian resiko gangguan gaya berjalan ini tinggi, maka lansia yang mengalaminya itu memerlukan tindakan khusus.
“Biasanya diberi gelang resiko jatuh agar mudah kami memantaunya,” tutur dokter Nina. Selain itu, juga perlu mengkomunikasikan keadaan pasien pada tim interdisiplin dan keluarga.
Apabila lansia mengalami gangguan gaya berjalan seperti ini, wajib harus ada penunggu yang selalu menyertainya. Selain itu, ruangan tempat ia dirawat dekat dengan nurse station. Memonitor kebutuhannya itu harus berkala. “Tiap dua jam misalnya,” tuturnya.
Selain gangguan gaya berjalan, penyebab jatuhnya lansia yang nilainya juga tinggi adalah karena pusing atau pingsan pada posisi tegak. Selain itu, juga karena kebingungan setiap saat ataupun kebingungan intermiten. “Penyebab kebingungan intermiten ini misalnya karena infeksi atau dehidrasi,” tuturnya.
Selain itu, nokturia atau inkotinen juga banyak menyebabkan lansia jatuh. Kelemahan umum juga konsumsi obat-obatan. Obat-obatan yang beresiko tinggi, misalnya diuretic, narkotik, seatif, anti psikotik, laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat hipoglikemik, antiepresan, neuroleptik, juga NSAID.
Gangguan pendengarana dan penglihatan juga banyak menyebabkan lansia sering jatuh. Selain itu, osteoporosis atau pengeroposan tulang juga bisa menjadi sebab lansia jatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar