Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki jumlah pulau terbanyak di dunia yaitu 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar di sekitar khatulistiwa. Beberapa diantaranya merupakan pulau terluar dan berada di daerah terpencil. Selama ini kegiatan survei pemetaan di Indonesia diarahkan pada pulau-pulau utama yaitu Jawa (132.107 km²), Sumatera (473.606 km²), Kalimantan (539.460 km²), Sulawesi (189.216 km²), dan Papua (421.981 km²).
Merebaknya praktek ilegal di pulau terluar dan terpencil, kemudian mendorong BAKOSURTANAL melakukan pemetaan kawasan tersebut pada tahun 2003. Pemotretan paling awal diarahkan di 11 pulau kecil di sekitar Selat Singapura. Survei kemudiandilanjutkan tahun 2005 ke 32 pulau kecil terluar di sekitar Laut China Selatan dan Laut Sulawesi, dan ke 10 pulau kecil terluar di wilayah Laut Halmahera, setahun kemudian.
Pada tahun 2007, BAKOSURTANAL mulai melakukan pemotretan pulau-pulau kecil terluar berbasis pada GPS Kinematik (Kinematic Global Positioning System) untuk skala 1:10.000. Kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan data spasial terhadap 92 pulau-pulau kecil terluar sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau Pulau Kecil Terluar, yang mencakup 12 pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Untuk itu dilakukan pemotretan pulau-pulau kecil terluar di Nusa Tenggara dan Papua sebanyak 15 pulau, yaitu; P. Miossu, P. Fanildo, P. Bras, P. Bepondi, P. Liki, P. Kolepon, P. Laag (Papua), P. Alor, P. Batek, P. Ndana, P. Mangudu dan P. Sophialouisa. Dengan demikian hingga tahun 2007 telah terdata sebanyak 68 pulau dari 92 pulau terluar atau sebanyak 74%.
Sebelum survei GPS itu, BAKOSURTANAL sudah melakukan eksplorasi keragaman ekosistem di Ndana salah satu pulau terluar Indonesia dan di Pulau Rote NTT pada tahun 2005. Eksplorasi itu dilakukan BAKOSURTANAL bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB).
Ndana merupakan pulau paling selatan Indonesia, yang memiliki potensi keindahan alam pulau, laut dan pantainya. Potensi ini dapat dijadikan objek wisata bahari, selam dan selancar. Ekosistem yang diteliti di Rote dan Ndana meliputi ekosistem samudera, perairan pantai, selat teluk, gugusan terumbu karang, gugusan pulau kecil, pesisisr, muara dan delta, rumput laut, mangrove, dan daerah pasang surut.
Hasil dari kegiatan ini adalah dataset Keanekaragaman Hayati di Pulau Rote dan Ndana, Peta Ekosistem Pulau Rote dan Ndana skala 1 ; 50.000, sebanyak 6 NLP. Selain itu, tim peneliti juga berhasil membuat multimedia interaktif yang berisikan keanekaragaman hayati Pulau Rote dan Ndana, NTT.
sumber: BAKOSURTANAL (1999-2009) SURVEI DAN PEMETAAN NUSANTARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar