Puisi ini mirip dengan cinta yang hilang, tidak pernah memudar dan penuh penderitaan. Berikut narator puisi itu menceritakan mantanya, bahwa apa yang dilakukan mantanya kepada dia hanyalah ketidak adilan.
Sejak Hari pertama kita bertemu,
Kutatap matamu dengan indah .
yang menyinari suasana alam ini
Didalam pertarungan cinta kasih
Aku akui selalu kalah tidak dapat
untuk mengikat sampai ke Ujung
Aku hanya mengikuti Takdir ALLAH
Merasa seperti burung, ketika kau pergi
Kau manis hidupku, seperti lebah berdengung lucu,
Tapi kenapa Berganti menjadi Pahit
Meninggalkan saya dengan luka di Hati
Aku bermimpi, tersenyum, menangis
tetapi ketahuila aku sangat mencintaimu
Ketika aku ingin bicara dengan'mu
kamu hanya selalu Pergi dari diriku,
Perlahan-lahan prioritas kamu berubah,
Kini aku merasa sendirian, merasa terasing,
Aku masih bertanya-tanya, mengapa ini terjadi?
Hanya Hal-hal masalah kecil, hubungan ini bisa kau akhir
CIPTA : FILE PC ANCHA
Sejak Hari pertama kita bertemu,
Kutatap matamu dengan indah .
yang menyinari suasana alam ini
Didalam pertarungan cinta kasih
Aku akui selalu kalah tidak dapat
untuk mengikat sampai ke Ujung
Aku hanya mengikuti Takdir ALLAH
Merasa seperti burung, ketika kau pergi
Kau manis hidupku, seperti lebah berdengung lucu,
Tapi kenapa Berganti menjadi Pahit
Meninggalkan saya dengan luka di Hati
Aku bermimpi, tersenyum, menangis
tetapi ketahuila aku sangat mencintaimu
Ketika aku ingin bicara dengan'mu
kamu hanya selalu Pergi dari diriku,
Perlahan-lahan prioritas kamu berubah,
Kini aku merasa sendirian, merasa terasing,
Aku masih bertanya-tanya, mengapa ini terjadi?
Hanya Hal-hal masalah kecil, hubungan ini bisa kau akhir
CIPTA : FILE PC ANCHA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar